BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia,
berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses
metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi
menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein
yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit)
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme
tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang
mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia
hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di
dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi
memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya
dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan
akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan
waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi
terhadap perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya
koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini
siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya
integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin
ini memegang peranan yang sangat penting.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.
Apa Yang Dimaksud
Dengan Pengertian Sistem Hormon?
2.
Jelaskan
Jenis-Jenis Kelenjar Hormon Dan Dan Hormon Yang Dihasilkan!
3.
Jelaskan penyakit
Yang Ditimbulkan Akibat Kelaianan
Hormon!
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan Sistem Hormon.
2.
Untuk
menegtahui Jenis-Jenis Kelenjar Hormon
dan Hormon yang dihasilkan
3.
Untuk menegetahui
penyakit yang Ditimbulkan Akibat Kelaianan Hormon!
4.
Manfaat
Penulisan
Dapat
dijadikan sebagai refernsi dalam penyusunan karya tulis selanjutnya yang
membahasa tentang sistem hormon pada
tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem Hormon
Asal
kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan.
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut
demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar
eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran
khusus.
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk
senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur
aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.
Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan
perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu,
bulan, dan bahkan beberapa tahun.
Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat,
dan lain sebagainya.
B.
Jenis-Jenis
Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh
manusia ada beberapa kelenjar hormone serta hormone yag dihasilkan:
1.
Kelenjar
Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi sistem saraf dan
sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat sel-sel khusus
yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas
bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormone, sedangkan
hormone penghambat bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan hormone. Contoh hormon pelepas antara lain TRH (thyroid
releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar
Tiroid, sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak
pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu
kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
a.
Kelenjar anterior hipofisis
Kelenjar anterior
hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling beragam dan memengaruhi
bermacam-macam organ. Hormone yang dihasilkan yaitu terdapat pada table dibawah
ini:
No.
|
Hormon
|
Fungsi
|
1
|
Hormon Somatrotof
|
Pertumbuhan sel dan anabolisme protein
|
2
|
Hormon Tiroid (TSH)
|
Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid
|
3
|
Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
|
Mengontrol sekresi beberapa hormone oleh korteks adrenal
|
4
|
Follicle Stimu
lating Hormon (FSH)
|
a. Pada wanita
: merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
b. Pada
testis : menstimulasi testis untuk mengstimulasi sperma
|
5
|
Luteinizing hormone (LH)
|
a. Pada
Wanita : bersama dengan estrogen menstimulasi ovulasi dan pembentukan
progesterone oleh korpus luteum
b. Pada
pria : menstimulasi sel – sel interstitial pada testis untuk berkembang dan
menghasilkan testoteron
|
6
|
Prolaktin
|
Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh
kelenjar susu
|
Regulasi Hormon anterior
hipofisis / Adenohipofisis
b.
kelenjar posterior
hipofisis
Hormon yang dihasilkan yaitu:
No.
|
Hormon
|
Fungsi
|
1
|
Oksitosin
|
Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama
proses melahirkan
|
2
|
Hormon ADH
|
Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah
|
c.
Kelenjar intermediet
hipofisis
Hormon yang dihasilkan yaitu:
No.
|
Hormon
|
Fungsi
|
1
|
Melanocyte stimulating hormon (MSH)
|
Mempengaruhi warna kulit individu
|
3.
Kelenjar
gondok (kelenjar tiroid)
Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah
bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid menghasilkan dua
macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat di
folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium.
Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab
itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan
pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali. Hormone yang dihasilkan yaitu:
No.
|
Hormon
|
Fungsi
|
1
|
Tiroksin
|
Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan system saraf
|
2.
|
Triiodontironin
|
Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan sistem saraf
|
3.
|
Kalsitonin
|
Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara
mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang.
|
4.
Kelenjar Anak Gondok
Kelenjar
Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di
dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang
menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang
kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur
kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.
Fungsi umum kelenjar paratiroid
adalah:
a.
mengatur metabilisme fosfor
b.
mengatur kadar kalsium darah
5.
Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar
yang mmenghasilkan hormone timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di
sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar
sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini
merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan
setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
6.
Kelenjar Langerhans (kelenjar
Pangkreas)`
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak
pada pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar
pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan
glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam otot
glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin
mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak
(lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap
insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas
titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk
mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan
glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika
konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons
dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan
kadar glukosa darah.
7.
Kelenjar anak ginjal
Kelenjar anak
ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan dan banyak
mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional, kelenjar ini
terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan
bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :
No.
|
Hormon
|
Fungsi
|
1
|
Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid
b. Glukokortikoid
|
Mengontol metabolisme ion anorganik
Mengontrol metabolisme glukosa
|
2
|
Bagian Medula Adrenal
Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin
|
Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut:
a.
dilatasi bronkiolus
b.
vasokonstriksi pada arteri
c.
vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
d.
mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur
kadar gula darah
|
8.
Kelenjar kelamin
a.
Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi
menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi
estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen
berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada
wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron
dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi
mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.
b.
Testis
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi
merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda
kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan
membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan
oleh hipofisis bagian anterior.
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi
gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi
oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.
C.
Macam macam penyakit akibat Kelainan
Pada Sistem Hormon
2. Penyakit Addison
Terjadi karena
sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya
karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala –
gejalanya berupa :
a.
Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar
Na+ dan volume air dari cairan tubuh.
b.
Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress,
sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress
kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
c.
Lesu mental dan fisik.
3.
Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit
yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor
adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan
kortikosteroid yang berlebihan.
Gejalanya berupa :
Gejalanya berupa :
a.
Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme
protein.
b.
Osteoporosis
c.
Luka yang sulit sembuh
d.
Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)
4.
Sindrom Adrenogenital
Kelainan dimana
terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan
enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH
meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang
menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita
yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti
pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil,
klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah
umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder di
bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda
kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul
sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin
sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada
wanita).
5. Peokromositoma
Tumor adrenal
medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan akibat
sebagai berikut :
a.
Basa metabolisme meningkat
b.
Glukosa darah meningkat
c.
Jantung berdebar
d.
Tekanan darah meninggi
e.
Berkurangnya fungsi saluran pencernaan
f.
Keringat pada telapak tangan
Kesemuanya
menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan
dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan.
Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada
defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH
meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.
6.
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah
penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel – sel
dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul
ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal
tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga
kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein
tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan
sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya
diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang
dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya
penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam
tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat
dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen.
Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes
tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita
membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel –
sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun sel – sel beta
pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan
akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe
II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40
tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan
mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak
dan garam.
Bagaimana cara mendeteksi
diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga,
ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus.
Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga
menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada
tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya
diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu – satunya penyakit yang
ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta pancreas yang
terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi
gula.
Sebagai akibatnya kadar glukosa
dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya
terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas,
berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup
glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal.
Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan
meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.
7. Hipotiroidea
Keadaan dimana
terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak,
hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan
tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak
kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
8. Hipertiroidea
Keadaan dimana
hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala – gejalanya berupa
berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung
berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
Hipertiroidea
paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana
terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH
pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan
T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma,
pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang
disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata
eksternal dan jaringan sekitar bola mata.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem hormonn merupakan mediator
kimia yang mengatur aktivitas sel/organ tertentu. Sekresi hormon dikenal secara
Endokrin, Parakrin dan Autokrin.Hormon sebelum memulai efek biologiknya harus
berikatan dengan reseptor pengenal Spesifiknya. Reseptor hormon bisa terdapat
pada permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler. Interaksi hormon
dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyalpembentukan senyawa yang disebut
sebagai second messenger . Pada sistem hormon juag memiliki memilki ber bagai
kelainan yang menimbulkan beberapa macam penyakit, diantaranya Penyakit
Addison, Sindrom Cushing, Sindrom Adrenogenital, Peokromositoma, Diabetes Mellitus, Hipotiroidea, Hipertiroidea.
B.
Saran dan Kritk
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian sangat
penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Pembaca yang budiman, semoga makalah ini dapat dijadikan
salah satu referensi dalam pembelajaran tentang lumut khususnya pada pembahasan
sistem hormon pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik. http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-hormon/, diakses tanggal 13 oktober 2012
Anonym. 1 April 2009. Sistem Hormon. Dunia Biologi
Asyik. http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/04/sistem-hormon-hormon-adalah-zat-kimia.html, di akses tanggal
12 oktober 2012
Anonim. 7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia
BiologiAsyik. http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html, di akses tanggal 12
oktober 2012
Jati Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Bilogi Untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Ganeca
Sekian semoga dapat bermanfaat..... di harapkan komentarnya sebagai bahan evaluasi